top of page

PRAKATA.

Malam senyapmu menjadi terik siang yang lantang. Bukankah seperti itu waktu yang kalian kenal, wahai manusia? Pada bumantara bersama intrinsik ragam bahasanya, pada dirgantara yang diringi dwiwarna, bersama perintilan kisah dibawakan cakrawala?

Kali ini, izinkan aku membawamu pada kisah tersembunyi di bentangan horizon.

Kerlap-kerlip pekatnya langit adalah semu di Bumi ini dan efermeral pada jauhnya langit di sana. Angka pula masih belum mampu memberi identitas kukuh; namun, di atas sana,  700 milliar hingga 2 trilliun benda angkasa jumlahnya, senantiasa bertengger pada pekat nan gelapnya langit antariksa. 

Semua mengenal permulaannya. Singular yang membuncah pada langit ini dinamakan Big Bang, kemudian berpecah dan menari dalam bentuknya yang serupa bola, sebelum berujung pada bentuk konkret mereka yang masih menyimpan misteri.

 

Di antara mereka yang bercahaya, semuanya berpusat pada suatu galaksi bernama Bima Sakti, dimana dirinya bersemayam Tata Surya, dan mampu dikatakan pula, terdapat rentetan kepentingan tersimpan di sana.

Namun, pada hamparan antariksa penyimpan tanda tanya ini akan terkikis jua, kala waktu bukanlah entitas yang mencintai kesabaran. Taburan intrik akan para benda angkasa yang ditiupkan esensnya masih mencuat teka-teki, bersama akan kabar bermulanya Tata Surya dilenyapkan. 

Bagaimanakah semua ini menuju akhir jalan?

YANG MULIA,
ALAM SEMESTA

Abelina

© 2021 by TATTLESCATTERED. Proudly created with Wix.com

bottom of page